Karena awal dari sebuah perjuangan baru di perkotaan, negara super Eropa berusaha untuk membangun sebuah sistem database yang komprehensif untuk profiling dan membendung para anarkis radikal dan otonom, dan untuk mengekstensifkan katalogisasi, monitoring dan pendataan tempat dan lingkungan (baik secara online & fisik) di mana "radikalisasi politik "dan" ekstrimisme "diperkirakan hadir.
Dalam semua aspek kehidupan, bahasa telah tercabik oleh kekuatan dan berbalik untuk menandakan oposisinya. "Ekstrimisme" tidak pernah bisa menjelaskan secara utuh perjuangan kita sehari-hari, dan kami menolak terminologi represi langsung. Namun penyalahgunaan bahasa ini, adalah pengambilalihan modal terhadap esensi, tidak hanya komunikasi, tapi pemahaman konseptual, ia merupakan jantung dari tindakan represif terbaru. Hal ini dimulai dengan membedakan orang-orang ke dalam daftar, untuk membedakannya dari orang-orang yang tidak termasuk dalam daftar, memisahkan mereka yang diinginkan dari yang tidak diinginkan, mereka yang taat dari orang yang tidak ... pada akhirnya, seperti yang kita tahu dari sejarah, daftar hanya daftar, untuk tujuan akhir yang lebih besar, selalu padea akhirnya berpotensi membuat semua orang termasuk di dalamnya. Jadi, layaknya negara fasis, bahkan mereka yang merupakan fiksi kreasi Orwell yang visioner, Uni Eropa tetap menciptakan kerangka kerja untuk memanipulasi dan kontrol sosial.
IGAST (International Agierende Gewaltbereite Störer), yang dioperasikan oleh BKA (Bundeskriminalamt / Polisi Kriminal Federal Jerman), adalah database yang mengkategorikan "para pelaku kekerasan yang aktif internasional", telah ada sejak tahun 2003. Berbeda dengan file "para pengacau" lain yang terdapat di Jerman, IGAST adalah database sentral yang mengumpulkan dan menganalisis informasi dalam konteks "isu global", sebuah daftar setiap orang yang beroposisi terhadap sistem kapitalis. Pada bulan Juni 2009 ada informasi bahwa terdapat 2.966 orang yang telah terdaftar dalam database ini. Mereka yang telah ditangkap atau terdaftar adalah yang terlibat pada protes dengan menggunakan kekerasan terhadap "globalisasi" di Jerman atau di luar negeri secara spesifik. Mengingat sifatnya sebagai database terpusat dari para anarkis dan otonom "ekstremis", yang baik secara manual mendapatkan suplemen data dari berbagai sumber nasional atau sumber internasional dan hanya diakses oleh cabang BKA untuk "Perlindungan Negara" (BKA-Abteilung ST – Polizeilicher Staatsschutz [polisi politik ]), telah jelas bahwa IGAST memiliki tujuan yang sama dengan 'Analisis Kerja Files' Europol's, (yaitu sebagai tambang informasi dan sumber panen untuk memahami jaringan dan mengungkapkan hubungan sosial mereka), dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada sebagian besar database Uni Eropa pada tahap awal pengembangan.
Database Eropa yang diciptakan berdasarkan sistem klasifikasi dari BKA, yang merupakan kumpulan catatan atas objek- objek (bukti), fisik dan tempat-tempat online (rumah, pusat-pusat sosial, website dll), kelompok dan individu. File besar BKA mengenai para anarkis dan radikal otonom merupakan landasan dalam membentuk mosaik lanskap informasi polisi Eropa; yang memiliki Sistem Identifikasi Otomatis Sidik Jari dan jaringan database DNA dengan rekan-rekan polisi mereka di negara-negara lain di bawah naungan ' Prüm Treaty '. File 'pencarian' yang terus berkembang untuk benda dan orang-orang, - ini adalah sumber di mana perwira BKA'S menyuplai data ke Schengen Information System (SIS – Sistem Pencarian Informasi – merupakan database pemerintah yang digunakan oleh beberapa negara Eropa untuk memelihara dan mendistribusikan informasi mengenai individu dan properti yang menarik perhatian, dengan tujuan 'batas kontrol' dari, 'keamanan nasional', dan 'penegakan hukum').
Selama KTT NATO di Strasbourg pada bulan April 2009, polisi politik BKA menyediakan informasi tentang 232 orang yang datanya tersimpan dalam IGAST - daftar lengkap dari mereka yang dianggap "para pembuat onar" - kepada rekan Prancis mereka, ditambah dengan informasi tambahan mengenai lebih dari 400 orang yang diterima dari sumber-sumber asing. Akibatnya, lebih dari 100 individu tidak bisa menyeberangi perbatasan Jerman-Perancis dan menghadiri demonstrasi di Strasbourg. Meskipun dikatalogisasi, para anarkis dan black blocks otonom menyerang dan membakar banyak bangunan, termasuk 'Hotel Ibis' yang merupakan tempat akomodasi polisi Prancis dan digunakan untuk mendeportasi para migran. Sebuah pos perbatasan juga benar-benar dimusnahkan dengan api oleh black blocks, dan polisi harus berjuang keras untuk memadamkan pertempuran di kawasan industri di luar di distrik utama. Ini adalah kemenangan simbolis yang kuat untuk menunjukkan impotensi dari NATO dan perencanaan kontinjensi darurat dari kepolisian berbagai negara dan aparat keamanan.
Tiga tahun yang lalu, pada tanggal 12 Oktober 2007, Dewan Federal (Bundesrat, majelis dari 16 distrik-negara Jerman, yang diwakili oleh dewan mereka) mendeklarasikan bahwa: "penciptaan database Eropa tentang pelaku kekerasan yang aktif secara internasional sangat penting bertujuan untuk menyasar orang yang mempersiapkan kekerasan di negara mereka [larangan travel juga disebutkan secara eksplisit] atau di lokasi kejadian.” Selain itu, mereka mencatat bahwa “peningkatan secara umum dalam sharing informasi tentang pelaku kekerasan yang aktif secara internasional sangat mendesak" untuk mendukung kebijakan saat berlangsungnya peristiwa-peristiwa besar. Dewan Federal menyarankan untuk memanfaatkan sistem komputer baik dari Europol atau Schengen Information System, atau memanfaatkan jaringan yang sudah ada atau database nasional yang baru dibuat untuk menjamin ketersediaan "data standar" yang lintas batas. Pemerintah Federal telah diminta untuk bekerja menciptakan database Eropa tentang "pelaku kekerasan yang aktif secara internasional".
Latar belakang inisiatif itu adalah pertemuan puncak G8 yang diselenggarakan di Jerman pada bulan Juni 2007 di Heiligendamm. Menurut Dewan Federal lebih dari 20 persen dari 646 orang yang ditangkap di pertemuan tersebut adalah orang asing. Pejabat mengeluhkan kekurangan sharing informasi internasional yang mana dikatakan sporadis dan non-standar. Pada Senin 26 April 2010, Dewan Urusan Umum dari Dewan Uni Eropa "mengangguk” tanpa melalui perdebatan dengan Dewan Kesimpulan "mengenai penggunaan yang sudah distandarisasi, multi-dimensi semistruktur untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai proses radikalisasi di Uni Eropa."
"Instrumen" ini diatur untuk mencegah orang beralih ke "terorisme" melalui "radikalisasi". Pertama dengan menganalisis "berbagai lingkungan" dimana "radikalisasi" terjadi, kedua dengan memperkenalkan "cara-cara sistematis" mengenai pertukaran informasi dari para individu atau kelompok yang menggunakan jalan "benci bicara" atau "terorisme menghasut". Informasi yang akan dipertukarkan dari "para pemimpin radikal" yang mempromosikan terorisme dan gerakan mereka dilacak dengan maksud untuk " mengganggu kemajuan proses radikalisasi atau untuk meningkatkan kewaspadaan terkait dengan mereka" ("kewaspadaan" bisa memicu tindakan, seperti mempertanyakan, menempatkan dalam pengawasan, penahanan, dll). Bersamaan dengan itu, Europol (Sentral Polisi Eropa) ditugaskan untuk "membuat daftar mereka yang terlibat dalam aktifitas radikal/perekrutan atau mengirimkan pesan radikal dan agar segera diambil langkah yang tepat".
Dokumen yang menjadi dasar bagi Dewan Kesimpulan berjudul: "Instrumen untuk mengkompilasikan data dan informasi mengenai proses radikalisasi kekerasan" (UE Dok. No: 7984/10 ADD 1). Instrumen Uni Eropa yang baru ini adalah untuk mengatasi mereka yang "mempromosikan terorisme". Instrumen ini juga hanya menyebutkan satu pengertian mengenai "terorisme". Juga keanehan bahwa terminologi yang digunakan untuk merujuk pada "radikalisasi kekerasan" dan "radikalisasi" terbalik, mengartikan seolah-olah kedua hal tersebut adalah sama. "Ekstrimisme" dan "Terorisme" sering digunakan secara bergantian sebagai jargon kepolisian modern, tapi kami tidak akan menangisi itu, atau mengenai keharusan adanya "hak sipil untuk berdemonstrasi" kami. Kami telah terlalu jauh untuk hal seperti itu. Inilah kebohongan tentang "kebebasan sipil". Demokrasi adalah penipuan dan hanya dengan penghancuran totalnya bersamaan dengan semua struktur kekuasaan yang ada yang akan mengubah situasi yang tidak dapat lagi ditolerasi ini.
Sasaran dari "instrumen" baru ini jelas bukan orang atau kelompok yang telah atau sedang merencanakan untuk melakukan tindakan teroris maupun orang-orang yang mempropagandakan terorisme, karena keduanya berada di bawah hukum pidana (penangkapan, tuduhan, vonis, dll). Data base baru ini ditujukan ke semua orang dalam masyarakat massa yang memegang ide yang berbeda daripada yang diizinkan dan dinyatakan oleh media massa. Dan siapa yang akan menggunakan "instrumen" dengan menempatkannya dalam spektrum yang sangat luas dari orang-orang dan kelompok di bawah pengawasan? Polisi Uni Eropa, agensi keamanan dan intelijen plus "lembaga dan agensi Uni Eropa". Bagaimana badan-badan dan lembaga ini mengumpulkan dan menggunakan informasi yang dikumpulkannya? Tujuannya adalah untuk bertukar informasi dan meningkatkan kuantitas "yang diperoleh dari sumber yang lain, dengan menggunakan cara-cara atau instrumen yang tidak spesifik" (dengan segala cara?). Selain memberikan analisis (disebut "ISU") informasi yang dikumpulkan akan menghasilkan penilaian dan "taktis operasional ... pengambilan keputusan" (eufemisme keamanan untuk menyasar, merusak, menggoyahkan dan mengeliminasi). Informasi, atau 'intelijen', dikumpulkan untuk menggambarkan kelengkapan daftar standar yang terdiri dari 70 pertanyaan, meliputi ideologi, diseminasi jaringan, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan dampak dari "RMs" ("Radical Messages/Pesan Radikal"). Dalam “pendekatan kompilasi data semistruktur" masing-masing instansi atau badan akan dapat menambahkan kategori atau definisi mereka sendiri. 70 pertanyaan tersebut mungkin akan didasarkan pada hasil pengumpulan data pribadi oleh intelijen (dari sumber-sumber negara dan komersial) dan pengawasan (misalnya: memeriksa isi e-mail, pengawasan dari semua penyedia layanan internet, pelacakan kendaraan, operasi-operasi rahasia) dan dapat ditafsirkan dan dilanjutkan oleh agen polisi dan keamanan di setiap negara atau lembaga Uni Eropa. Juga yang akan ditambahkan kecurigaan atau anggapan dan informasi pihak kedua (misalnya: kabar angin). Selain itu, interpretasi informasi ini/"kecerdasan" akan sangat bervariasi dari satu negara dengan negara lain di Uni Eropa - dan variasinya tentu saja mesti menyesuaikan dengan anggapan politik di setiap negara mana individu atau kelompok yang menjadi sasaran. (*Lihat lampiran di bagian akhir)
Seharusnya tidak ada seorangpun yang ilusi untuk maksud dan luasnya niat jahat dari rencana ini. Sebelumnya ada dokumen lain, dan juga merupakan dokumen rahasia (5692/1/10 REV 1) secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan dari instrumen ini adalah: "murni operasional" dengan semua perangkat agensi/intelejen di Uni Eropa yang dapat dengan bebas mengubah atau menyesuaikan 70 pertanyaan tersebut untuk dapat "mengoptimalkan hasil". Masing-masing agensi/intelejen di setiap negara bagian akan bebas untuk bekerja dalam definisi dan asumsi mereka sendiri terhadap individu dan kelompok dan dapat dengan bebas mensirkulasikan hal tersebut di seantero Uni Eropa. Apa yang sedang direncanakan adalah, berskala besar, otomatis, sistem profil risiko untuk menargetkan mereka yang disebut sebagai "agen" dari "radikalisasi". Ada jutaan orang di Uni Eropa dengan ide-ide "radikal" (di mata negara) yang dapat dengan mudah, dalam istilah mereka sendiri, menggunakan argumen yang juga disebut sebagai "radikal", tanpa maksud apapun untuk menggunakan atau mendorong "kekerasan". Hal ini menunjukkan sekali lagi, bahwa setiap tindakan yang efektif, "kekerasan" atau "non-kekerasan", akan diatasi oleh negara dengan metode represif yang kasar dengan didukung oleh sebuah program intelejen yang bertujuan menjadi sekomprehensif mungkin. Forum online, situs jaringan sosial dan newsfeeds akan berada di bawah sebagai pengawasan ketat dan mencegah ini sebagai lingkungan fisik dari "radikalisasi", orang yang menggunakan layanan dan ruang ini akan dipantau secara detail dan diprofilkan. Generasi yang lebih tua akan semakin dianggap sebagai "lingkaran pemimpin" dan hal idiot lainnya.
Selanjutnya, inisiatif ini datang sebagai puncak dari rencana yang disebut 'Program Stockholm' yang bertujuan untuk membuat sebuah database yang luas daru semua aktifis politik ("demonstran") di Uni Eropa di bawah kedok menanggulangi "para pembuat onar dan pelaku kekerasan". Di bawah kedua rencana tersebut siapapun yang dianggap "radikal" akan menjadi sasaran dan kehidupan sosial harian dapat dikontaminasikan dengan kecurigaan yang tak terlihat dan tidak bertanggung jawab yang diproduksi oleh lembaga negara.
Mesin represif yang mekanik ini tidak bisa menyelesaikan kontradiksi: masyarakat modern kapitalis industrial itu sendiri adalah 'laboratorium' dari "radikalisasi" kita. Di sini, di 'masyarakat' dimana 'warga negara', polisi baik hati, mata-mata, para nasionalis dan agama berusaha untuk menjadi tuan atas kita. Di sini, di tempat kerja mana kita dihina setiap hari dalam seribu cara yang berbeda. Di sini di eksploitasi darah dingin atas kehidupan harian. Kau tidak dapat melakukan perjalanan untuk menghindari kekosongan ini. Kau tidak dapat berpura-pura bodoh jika kau telah melihat masa lalu itu. Jika tidak ada yang berubah, semuanya hanya akan menjadi jauh lebih buruk.
Semua polisi dengan semua teknologi informasi di dunia tidak dapat menghentikan kenyataan yang tengah meluas di seantero Bumi, sebuah badai akan datang, badai yang tidak dapat dihentikan.
*Lampiran
Individu atau kelompok di mana informasi yang harus dikumpulkan dan dipertukarkan disebut "AGEN" dan: "data hasil penilaian secara otomatis dibangun menjadi taktik operasional dalampengambilan keputusan, dengan tindakan dan langkah-langkah yang dianggap tepat untuk diambil" . Daftar 70 pertanyaan yang standar menunjukkan seberapa mengganggu database ini. Di bawah 'ideologi' beberapa pertanyaan itu misalnya: "Apakah salah satu dari RMs (Radical Messages/Pesan Radikal) juga didukung oleh ideologi lain atau gerakan yang tidak mendukung kekerasan?"
"Apakah ada hubungan sebelumnya antara para agen? Teman sekolah, tetangga, teman, kerabat, teman sewaktu di penjara, dll "
"Posisi administrasi? Kewarganegaraan asal, kewarganegaraan yang dimiliki, penduduk ilegal, tempat tinggal sementara, ijin kerja, ijin belajar, dll "
"Situasi ekonomi? Pengangguran, penurunan posisi ekonomi, kehilangan beasiswa atau bantuan keuangan, dll"
"Ciri-ciri psikologis yang relevan? Gangguan psikologis, sisi kepribadian yang karismatik, sisi kepribadian yang lemah, dll "
"Level dari dukungan langsung secara personal? Keluarga, status sipil (single, menikah, janda, cerai, pisah), anak-anak, teman-teman. "
Hubungan dengan berbagai lembaga badan pemerintah di tingkat Negara, tingkat regional dan tingkat loka?: Jasa pelayanan sosial, lembaga pendidikan, layanan keamanan (imigrasi, polisi, penjara, intelejen, dll), yang lain "
"Lingkungan sosial di mana VR (Violent Radicalisation/Radikalisasi Kekerasan) terjadi? Rumah keluarga, teman, internet, pusat pendidikan, pusat keagamaan atau doa, penjara, tempat kerja, pusat hiburan, dll "
"Bagaimana orang tersebut melihat atau mengartikan hubungan antara identitas kolektif dan agen lainnya, terkait dengan situasi sosial, budaya, agama, politik atau ekonomi? Kelompok teroris terus memperluas situasi ketidakadilan, ketimpangan, penindasan, "dll.
"Apakah orang tersebut telah membuat pernyataan mengenai: niatan untuk mengambil bagian dalam tindak kekerasan"
"Apakah orang tersebut telah membuat pernyataan mengenai: berbagai isu, terutama yang bersifat politik, menggunakan argumen berdasarkan RMs?"
0 komentar:
Posting Komentar