Direct action atau aksi langsung, adalah sebuah terminologi yang dipahami terlalu rumit dan berliku-liku oleh kebanyakan orang hari ini. Banalitas yang lain adalah menganggap bahwa ‘direct action’ adalah satu jenis tindakan. Sebuah kesalahan definisi mengingat sebenarnya, direct action hanyalah label semata untuk semua jenis tindakan sabotase, vandal, ataupun destruktifik yang dilakukan baik secara individual maupun kolektif yang tujuannya adalah untuk menghambat, memperlambat, mengacaukan atau lebih jauh adalah untuk menghancurkan mekanisme operasi sistem –baik secara ekonomi, politik dan psikologis- hidup yang eksploitatif, koersif, hirarkis dan dominatif. Berikut akan coba dijelaskan beberapa ‘definisi yang banal’ mengenai direct action.
Direct Action atau Aksi Langsung adalah Terorisme
Jika yang mereka sebut dengan terorisme adalah sebuah upaya secara sadar untuk mengintimidasi dan di saat yang bersamaan melakukan tindakan penghancuran, maka mungkin beberapa jenis ‘direct action’ termasuk hal tersebut.
Tapi bagaimana kita menyebut dengan intimidasi yang dilakukan oleh korporasi dan negara terhadap kehidupan harian kita? Penjara, undang-undang, lembaga peradilan yang tak adil, polisi, tentara, agen-agen rahasia negara adalah sedikit dari beberapa alat yang digunakan oleh negara mengancam kita. Lalu masih ada ancaman soal PHK, pemotongan upah, skorsing, kenaikan harga, kesulitan akses terhadap kebutuhan dasar -makanan misalnya- adalah beberapa ancaman yang sedang dihadapi oleh setap kita yang terjebak dalam mekanisme kerja upahan. Bukankah hal-hal di atas juga menghancurkan kita secara fisik dan psikologis?
Yang menjadi perbedaan mendasar dari terorisme dan direct action, adalah jika yang disebut dengan terorisme adalah sebuah ekspresi dari spesialisasi klas yang melihat kekuatan tersebut untuk diri mereka sendiri, direct action mendemonstrasikan sesuatu yang jelas berkebalikan dan berbeda. Taktik lain yang ditempuh direct action adalah bagaimana menguatkan masing-masing individu untuk merebut kembali kontrol atas hidup mereka sendiri dan menggunakan kekuatan tersebut untuk menyelesaikan tujuan-tujuan dari diri mereka sendiri.
Contohnya adalah aksi PHK dapat dikategorikan sebagai terorisme, mengingat praktik dari hal tersebut adalah sebuah demonstrasi dari klas borjuis untuk mempertunjukkan kekuatan mereka dan di saat yang bersamaan menetralkan potensi setiap orang untuk mendefinisikan kekuatan dan kebutuhan dirinya. Jadi dapat dengan jelas ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan terorisme adalah tindakan yang dilakukan untuk menjaga keberlangsungan sistem yang hanya menguntungkan sebagian orang dan tetap menjadikan bagian yang lain sebagai budak.
Direct Action atau Aksi Langsung adalah Kekerasan
Sebelum kita terburu-buru menjustifikasi bahwa sebuah tindakan termasuk dalam kategori kekerasan, maka menjadi primer adalah melihat kembali apa yang dimaksud dengan kekerasan. Sebab dengan begitu, kita tidak lagi terjebak pada pro-kontra ala para moralis atau oposisi dungu ala kaum Kiri.
Bukanlah sebuah kekerasan jika kita melakukan tindakan untuk menyabotase mesin-mesin pabrik, menghancurkan pusat-pusat perbelanjaan, membakar kantor-kantor pemerintahan, barak-barak dan kantor militer, bank dan rumah orang-orang kaya. Sebab tindakan itu tidak hanya semata-mata penghancuran bangunan fisik semata, namun lebih jauh daripada itu, tindakan tersebut adalah sebuah upaya menghancurkan rantai yang membelenggu dan mencegah kita merengkuh kebebasan hidup yang penuh. Properti-properti yang disebutkan tadi, secara simbolis merefleksikan perbudakan yang tengah kita jalani sekarang ini. Penyerangan dan penghancuran terhadap properti tersebut adalah sebuah tindakan langsung untuk memaklumatkan penolakan dan pendefinisikan kembali arti hidup yang sebenarnya.
Justru yang disebut dengan kekerasan, adalah bagaimana kita dijauhkan secara fundamental dari arti kehidupan yang sesungguhnya. Bagaimana hari ini, segala bentuk tindakan, ucapan dan apa yang kita pikirkan adalah hasil dari konstruksi sistem. Bagaimana kita kemudian didikte dan diarahkan dalam sebuah kepatuhan massal. Yang dikategorikan kekerasan adalah bagaimana kita tak menjalani hidup dengan riang gembira namun justru berkubang dalam depresi, kesepian dan kebingungan. Kekerasan adalah ketika kita tak lagi mempunyai hasrat selain hasrat akan komoditi. Kekerasan adalah bagaimana kita menjadi terlalu kaku dan sistematik hingga melupakan kesenangan bermain seperti seorang anak kecil. Kekerasan adalah ketika kita mesti mengumpulkan sejumlah uang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, dan untuk itu kita mesti bekerja hingga melewati batas kesadaran hingga kegilaan pada akhirnya kita rasakan sebagai sesuatu yang normal. Karena kekerasan adalah sekedar bertahan hidup dan bukan menjalani hidup.
Direct Action atau Aksi Langsung bukanlah Ekspresi Politik, tapi Aktifitas Kriminal
Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar soal kriminalitas atau hal-hal terkait dengan kata itu? Jika kau membayangkan sesuatu yang buruk, negatif dan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang salah, tak mengapa. Karena tentu saja semua penilaianmu berbasis pada satu hal: kepatuhan pada hukum. Tapi coba lihat lebih jauh, apakah hukum adalah sesuatu yang netral? Tentu saja tidak.
Hukum dan segala bentuk institusinya adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memastikan kontrol dan dominasi tetap berjalan seperti biasanya. Untuk memastikan bahwa sirkulasi penumpukan keuntungan perusahan tetap berlangsung secara aman. Untuk memastikan bahwa negara berada dalam situasi yang kondusif sehingga para investor tak takut untuk menanamkan modal. Untuk memastikan bahwa kau tetaplah mesin yang produktif dan taat. Untuk memastikan bahwa kau tidak hanya sekedar menyaksikan pengrusakan alam, tapi ikut terlibat langsung di dalamnya. Untuk memastikan bahwa di otakmu, tak ada hal lain selain ketakutan untuk berada di luar aturan-aturan yang mereka ciptakan untukmu.
Menjadi hal yang lumrah jika kemudian kita mengungkapkan kekesalan dan kemarahan ketika hukum kemudian melindungi ketidakadilan. Adalah sesuatu yang wajar jika kita mengekpresikan depresi dan kebosanan ketika hukum berbalik memasung kebebasan kita. Setiap tindakan ilegal yang melangkahi aturan-aturan -dan pastinya akan dilabeli sebagai tindakan kriminal- adalah ekspresi kita. Meski itu bukanlah ekspresi politik.
Aksi Langsung Tidak Perlu Ketika Setiap Orang Mempunyai Hak Untuk Mengutarakan Pendapat
Ini adalah sebuah pendapat populer yang juga tidak hanya kalian dengarkan lewat media borjuis di mana para penguasa mempropagandakan kebohongan-kebohongannya, tapi juga melalui mulut para aktifis Kiri yang pendek akal tersebut.
Dalam masyarakat di mana kapitalisme telah berhasil mematerialisasikan dirinya dalam masyarakat dan muncul dalam berbagai bentuk seperti humanisme dan demokrasi, maka adalah gila jika kemudian beranggapan bahwa ada kemungkinan di mana pendapat kita akan didengarkan. Adalah sesuatu yang perlu lagi dinilai tentang masih layakkah disebut kenormalan jika kita melihat bahwa ruang sempit pengap dan selalu disesaki oleh banyaknya harapan yang karam. Bahwa celah kecil dimana bahkan desahan nafas kita juga mesti bersusah payah untuk dapat melewatinya. Kegilaan lubang jarum yang hanya dilihat sebagai gerbang emas oleh mereka yang matanya telah katarak karena kapitalisme.
Bagi yang masih percaya bahwa dalam kekejaman luar biasa kapitalisme, mereka tetap masih berkenan memberikan kalian kesempatan untuk mengutarakan keinginan kalian, maka itu sama saja kalian percaya bahwa Paman Gober adalah orang yang paling baik hati dan boros. Tentu saja jangan lupa panggil saya: Barrack Obama.
Kapitalisme dan negara sebagai duet yang telah lama saling bekerja sama di ratusan album rekaman sejarah kebiadaban terhadap hidup, telah memperkirakan bahwa pada titik tertentu beberapa hasrat liar berpotensi muncul ke permukaan. Titik-titik tersebut adalah peristiwa ketika ada sedikit pengungkapan dari tirai hitam eksploitasi dan kehilangan hidup yang seutuhnya. Dan tentu saja, dengan cerdasnya mereka telah menciptakan sebuah perangkat canggih yang hari ini kita kenal sebagai: mediasi.
Mediasi dalam pengertiannya adalah ruang tipuan yang berisikan semua imaji-imaji kapitalisme. Semuanya bertujuan untuk tidak hanya sekedar menghaluskan atau mengikis sedikit, lebih dari itu, ia bertujuan untuk mengabolisi semua potensi ancaman yang lebih luas.
Mediasi tidaklah memberikan apa yang sejatinya kita inginkan. Misalnya totalitas hidup tanpa opresi. Ia justru menjungkirbalikkannya dan menukarnya dengan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang kita inginkan, namun dibungkus dengan kado yang didesain dengan kemiripan yang sangat. Tujuannya selain untuk kembali menenggelamkan kita dalam ilusi, itu adalah bentuk suap rendahan yang konsekuensi jauh berlipat ganda. Yaitu kehilangan lebih banyak dari apa yang telah sebelumnya dirampas oleh kapitalisme.
Institusi-institusi sosial politik yang bertugas untuk hal ini dapat kita sebutkan beberapa diantaranya. Kau dapat melihat lembaga legislatif yang sering kalian datangi setiap kali demo massa yang menyedihkan itu dilakukan. Tunjuk juga para NGO/LSM yang sering membawa air untuk memadamkan pemberontakan-pemberontakan rakyat yang secara antagonistik bertentangan dengan korporasi dan negara. Lihat juga para penganjur lainnya seperti lembaga agama, keluarga, sekolah, universitas, penjara, serikat buruh, serta ratusan bentuk lain yang kesemuanya mempunyai tujuan yang sama.
Memberikan kalian kebebasan utuh yang sebenarnya hanyalah kepingan kecil dari salah satu jejeran produk kapitalisme yang laku dijual. Dan tebak siapa konsumennya? Tentu saja kalian para idiot yang percaya bahwa suara kalian akan didengar melalui mediasi sejenis ini.
Aksi langsung tentu saja adalah oposisi tegas dari kepura-puraan ini. Beberapa pemberani di masa lalu pernah mengatakan dengan tegas bahwa hanya tindakan yang dapat berbicara. Ketika semua pintu dan jendela telah mereka tutup untuk suara kita, maka membakar dan menghancurkan semua pintu dan jendela sekaligus adalah salah satu cara untuk membuat suara kita didengar.
Cara mengutarakan pendapat yang tersedia hari ini hanyalah aksi langsung. Bukan kita yang membuat semua pilihan menghilang dan menjadi tidak mungkin, melainkan karena akumulasi kekuasaan, penipuan, eksploitasi dan koersi kapitalisme dan negara-lah yang mesti dipersalahkan atas semua ini.
Maka kalian bisa langsung meninju mulut seseorang jika ia menawarkan kebohongan untuk memediasi hasrat pemberontakanmu.
Aksi Langsung Itu Mengalienasi
Ya. Ini seperti mengatakan bahwa Uni Soviet adalah keberhasilan gilang gemilang tanpa cacat yang membawa manusia kepada harapan akan hidup yang sebenarnya. Yang mutual, eksperimentalis dan berwarna. Bicara tentang alienasi dalam aksi langsung adalah omong kosong yang mesti dirayakan dengan tinju yang lebih keras lagi.
Alienasi diartikan sebagai keterasingan. Sebuah kondisi dimana seorang individu dengan sengaja dijauhkan secara kasar dan brutal dari sesuatu yang seharusnya menjadi bagian dari dirinya. Tidak hanya soal pekerja dan hasil kerjanya yang membuktikan kedangkalan analisa kaum Kiri. Lebih jauh dari itu, alienasi adalah ketika seorang anak dijauhkan dari ibunya, ketika seorang individu terasing dari lingkungannya, dari setiap bangunan dan konstruksi di sekitarnya, dari setiap keinginan dan hasrat, dari setiap cinta, waktu, tenaga, mimpi dan berbagai keindahan yang lain. Ketika seseorang menjadi asing terhadap dirinya sendiri. Itulah wajah alienasi hari ini.
Seperti aksi demonstrasi massa yang setiap orang di dalamnya hanya berdekatan secara fisik namun pada esensinya saling teralienasi satu dengan yang lain. Tidak ada relasi apapun dalam massa. Seperti juga dalam pemilihan umum, tempat kerja, universitas dan hubungan pernikahan. Yang kalian temukan adalah alienasi itu sendiri. Maka jangan heran jika frustasi dan kemuraman serta kedangkalan hidup yang akan ditemukan di dalamnya.
Lalu? Tentu saja aksi langsung secara dimensi historisnya telah memberikan gambaran yang jelas berbeda. Aksi langsung justru bertujuan menghancurkan tembok-tembok alienasi tersebut. Aksi langsung dalam berbagai variannya berfungsi sebagai metoda untuk mengkoneksikan individu dengan individu yang lain. Menjadi jembatan antara yang temporer untuk membantu kita sebagai alat bantu merengkuh apa yang hilang karena itu semestinya kita miliki untuk hidup.
Pertempuran jalanan misalnya. Dengan jelas dapat kita lihat di berbagai kasus yang telah berlangsung bahwa kemudian dengan alami ia mampu menjadi medium interaksi yang benar-benar hidup untuk memberangus alienasi sekali dan untuk selamanya. Jika alienasi bertujuan memisahkan dan menceraiberaikan, maka aksi langsung adalah konfrontasi terhadapnya.
Aksi langsung adalah pelampauan yang tidak semata-mata simbolis, namun menjadi sebuah tabrakan keras yang diarahkan ke titik-titik vital dari pondasi alienasi. Itu mengapa serangan dari aksi langsung selalu jujur, terbuka, horizontal dan mutualis. Ini juga berarti menegasikan propaganda tak masuk akal dari para aktifis bahwa dalam perjuangan anti kapitalisme kita para pelopor dan para spesialis atau organisasi birokratik yang meski dilabeli revolusioner tetap saja tidak mampu menutupi kebohongannya sebagai musuh yang juga adalah salah satu target dari aksi langsung.
Aksi Langsung itu Eksklusif
Memang pada kenyataannya, ada beberapa metoda aksi langsung di mana tidak mudah untuk mengambil posisi partisipasi di dalamnya. Namun hal tersebut tidak bisa langsung dijustifikasi sebagai aksi yang eksklusif.
Ada beberapa hal yang mesti dilihat secara lebih jelas. Misalnya, sebuah grup tertutup dengan metoda-metodanya yang mengandung resiko cukup besar tentu saja mempunyai sistem pengamanan tersendiri. Ini semata-mata merupakan sebuah antisipasi dari serangan balik dari musuh.
Juga bahwa setiap individu mempunyai kemampuan dan ketertarikan yang berbeda satu dengan yang lain. Sehingga kemudian tidak dapat dipersalahkan jika kemudian seseorang tidak bisa ikut terlibat dalam satu grup tertentu. Sebaliknya ini adalah tawaran nyata untuk membentuk grup yang lain dan membuka ruang berbeda. Persoalannya tinggal bagaimana kemudian membangun transaksi mutual antar grup atau individu untuk beberapa projek yang disepakati.
Aksi langsung memang tidak menumpukan diri pada persoalan kuantitas. Jauh lebih penting daripada itu adalah persoalan kualitas yang mesti terus dijaga. Itu mengapa sebuah grup Food Not Bombs yang terlalu besar menjadi tidak efektif. Selain mengurangi interaksi antar individu yang ada di dalamnya, ia juga kemudian membutuhkan manajemen yang lebih sulit dan membuka kemungkinan buruk dengan lahirnya representasi dan hirarki.
Akan jauh lebih baik jika kemudian sebuah tim atau kolektif yang besar kemudian dipecah-pecah dalam grup yang lebih kecil. Selain lebih gesit, setiap individu di dalamnya dapat lebih maksimal mengeskplorasi potensi, kemampuan dan mendefinisikan ketertarikannya. Hubungan yang real dan tidak termediasi juga akan tetap terjaga.
Lagipula, aksi langsung bukan untuk menumpuk jumlah seperti yang dicita-citakan oleh partai atau organisasi massa lainnya.
Aksi Langsung yang Anonimus adalah Pengecut
Mari bertanya mengapa hari ini begitu banyak pemberontakan begitu mudah dipadamkan? Bukan hanya karena metodanya yang percaya pada sentralisme dan elitisme kepemimpinan kelompok kecil yang dipilih khusus, namun karena juga para musuh yang adalah para penindasmu menangkap, membungkam, meneror dirimu atau orang-orang yang kau lindungi, memenjarakan atau bahkan membunuhmu secara fisik.
Hari ini menjadi anonimus bukan sekedar replikasi menyedihkan dari taktik kelompok bertopeng ala Zapatista di Meksiko. Namun karena ia telah menjadi sebuah taktik yang dilahirkan dari kondisi di mana pada kenyataannya, belenggu perbudakan dijaga dengan ketat.
Bertindak anonimus mengajarkan beberapa hal penting. Pertama, kau belajar kerendahan hati dengan menjauhi kepopuleran dan budaya selebritis yang menjadi salah satu rayuan maut kapitalisme dan negara. Ia mencegah kau dapat terdeteksi dan kemudian dilabeli harga untuk dibeli dan dijual kembali dengan harga yang lebih mahal layaknya salah satu komoditi mereka.
Kedua, taktik anonimus menggaransikan keberlanjutan serangan. Bukankah menyedihkan ketika kau mesti dipenjarakan hanya karena terbukti melempar molotov pertama kali ke arah kantor polisi untuk serangan yang baru di mulai? Dengan menjadi anonimus, kau membawa pelacakan dan upaya menghentikan serangan yang di mulai menuju satu tahap yang jauh lebih sulit lagi bagi para penjahat tersebut.
Ketiga, bertindak anonimus adalah sikap cerdas yang menghindarkan dirimu dari pukulan balik yang disediakan oleh para musuh. Meski tetap saja sikap waspada mesti dikedepankan, namun menyembunyikan identitas adalah sebuah upaya untuk mulai mengajari diri belajar. Melihat kegagalan secara lebih seksama dan berupaya untuk tidak mengulangi kegagalan-kegagalan yang terjadi. Mengajarkan dirimu untuk bersabar dan menentukan saat yang tepat untuk memulai lagi serangan. Memberi dirimu pengalaman. Hal ini dapat menjadi bahan belajar yang mengasyikkan.
Keempat, menjadi anonimus juga adalah sebuah deklarasi identitas. Sebuah parodi atas homogenitas yang menjadi salah satu kampanye kapitalisme dan negara. Ia adalah pembalikan dengan muatan yang berbeda yang ditujukan untuk menghancurkan apa yang telah menghancurkanmu hingga kehilangan segalanya, termasuk dirimu sendiri.
Dalam beberapa metoda aksi langsung, menyembunyikan wajah menjadi sangat penting dan ini bukanlah soal menjadi pengecut. Sebaliknya, ini adalah deklarasi dari ketakutan yang menjadi kekuatan. Dipukul secara telak dan kontinyu tanpa tahu siapa pelakunya, selalu akan membuat musuh akan frustasi.
Aksi Langsung adalah Tindakan Provokator
Lagipula menjadi provokator bukanlah sesuatu yang memalukan. Karena bukanlah sesuatu yang memalukan jika seorang manusia melakukan serangan sebagai manifestasi emosi sekaligus perengkuhan kemerdekaan. Bukan juga sesuatu yang memalukan jika memilih sebagai manusia dan bukan sebagai komoditi.
Spekulasi mengenai provokator selalu digunakan oleh penguasa sebagai taktik untuk meredam potensi kejut di masyarakat. Hal ini juga sering dilegitimasi oleh kalangan menengah semisal para aktifis Kiri yang pengecut dan para spesialis bajingan yang dipanggil akademisi. Upaya untuk menjaga stabilisasi dan keamanan hanyalah mempunyai satu agenda tunggal. Memastikan sirkulasi transaksi komoditi dan roda ekonomi terus berjalan seperti biasanya.
Interupsi sejenis aksi langsung sangatlah berbahaya. Selain mengganggu proses akumulasi keuntungan, aksi langsung yang simultan memiliki prospek berbahaya sebagai upaya untuk mengeliminir kapital dan negara.
Aksi Langsung itu Berbahaya dan Dapat Menimbulkan Akibat Negatif untuk Orang Lain
Pendapat seperti di atas sering sekali terdengar. Bertendensi moral yang tentu saja menginginkan kita kembali berhenti dan kembali menggunakan cara-cara yang telah termediasi. Namun sekali lagi, itu hanya omong kosong. Satu-satunya akibat negatif dari aksi langsung adalah transformasi seorang budak menjadi manusia merdeka.
Aksi langsung adalah simbolisasi dari sekedar penolakan verbal yang diucapkan dengan praktik. Ia melampaui teks yang paling radikal sekalipun.
Orang-orang yang mempraktikkan Aksi Langsung Seharusnya Bekerja Menyiapkan Pembangunan Jejaring Politik
Entah mengapa pendapat itu sekali lagi terdengar seperti pidato para propagandis Kiri yang gemar tampil di atas panggung untuk mengkhotbahi semua orang tentang bagaimana memperjuangankan kebebasan. Lengkap dengan sejumlah panduan juga aturan.
Jejaring adalah sesuatu yang dibangun atas dasar kebutuhan yang muncul. Sebuah hubungan yang terbangun atas dasar di mana kedua pihak merasa saling membutuhkan. Sebuah relasi yang setara. Banyak dari para aktifis (ini terutama sekali terlihat pada kaum Kiri) yang terlalu sibuk memikirkan bagaimana mereformasi sistem dan mengambil alih dengan alasan demi kepentingan bersama. Meskipun sebenarnya telah sangat berlimpah bukti yang disodorkan oleh sejarah tentang bagaimana sebuah sistem sosial yang berbentuk piramida, tidak akan pernah bisa direformasi untuk menghasilkan kesetaraan dan kebebasan bagi semua orang. Satu-satunya jalan yang mungkin adalah dengan menghancurkannya, agar kemudian kita dapat melihat beragam pilihan yang berada di balik hal tersebut.
Jejaring seharusnya merupakan sebuah relasi alamiah. Meletakkannya dalam kerangka berpikir tua justru hanya akan menyebabkan terjadinya pengulangan kesalahan berkali-kali. Persoalannya juga adalah meletakkan kerangka relasi ini di luar persoalan politik, yang merupakan salah satu alat dari sistem besar yang berjalan hari ini. penting untuk disadari bahwa penghancuran sistem ekonomi yang koersif hari ini tidak bisa berjalan tunggal tanpa penghancuran keseluruhan aspek politik yang juga melingkupinya. Menjebakkan diri dalam tradisi ekonomi politik ala para Marxis ortodoks hanya akan menjauhkan kita dari akar masalah, dan kemudian kembali lagi pada tradisi kompromisme.
Aksi langsung merupakan sebuah langkah yang melampaui mistikisme yang ditawarkan oleh glamour politik dan pendar-pendar kesejahteraan. Ia adalah sebuah pernyataan sekaligus sebuah serangan yang kemudian membuka kembali upaya untuk menemukan kemanusiaan serta kebebasan. Dengan menyerang, seseorang telah melakukan penolakan secara mendalam terhadap mekanisasi serta komodifikasi hasrat hidup. Bersamaan dengan itu, aksi langsung adalah redefinisi dengan aksi penolakan terhadap reproduksi nilai dari pabrik-pabrik sosial di mana kita dibesarkan.
Aksi Langsung Hanya Dilakukan oleh Orang Miskin yang tak Beradab, Anak Muda Kers Kepal, Orang Gila
Ini kebohongan yang benar-benar amatir. Kenyataan membuktikan bahwa individu-individu yang melakukan aksi langsung datang dari berbagai latar belakang. Bukan hanya keragaman warna kulit, pekerjaan serta strata ekonomi. Namun juga datang dari beragam latar belakang seksual. Setiap orang yang terlibat dalam berbagai jenis aksi langsung hanyalah homogen dalam satu hal: memiliki musuh yang sama. Yaitu negara dan kapitalisme.
Propaganda murahan seperti di atas tidak hanya digunakan oleh para birokrat penguasa atau juga para pemilik modal. Tapi juga digunakan sebagai senjata para moralis yang berpura-pura dengan menggunakan topeng revolusioner: kaum Kiri. Mengingat dengan berlangsungnya sebuah aksi langsung, terbuka berbagai kemungkinan yang selama ini terlihat tidak mungkin. Ketakutan mereka adalah hilangnya totalitas kontrol perbudakan yang selama ini menggaransikan perputaran dominasi dan koersi.
Berbagai taktik yang dipilih dari beragamnya jenis aksi langsung tidak layak untuk dijustifikasi dengan menggunakan sudut pandang dunia lama hari ini. Karena hal tersebut akan menjerumuskan seseorang ke dalam iklim pasifisme yang menyedihkan. Bukankah semua orang paham bahwa menunggu itu membosankan?
Aksi Langsung Tidak Pernah Menyelesaikan Apapun
Jika ada seseorang yang mengatakan hal seperti di atas, kau bisa langsung membungkam mulutnya karena jelas orang itu adalah pembohong. Kita dapat menengok sejarah panjang berbagai perlawan yang pernah terjadi di berbagai tempat sebagai bukti. Meski memang sangat penting untuk dipahami bahwa aksi langsung bukanlah hasil akhir. Ia bukanlah sebuah targetan yang mesti diletakkan dalam kerangka ukur. Sebaliknya, aksi langsung merupakan sebuah proses berkelanjutan yang dinamis dan tidak stabil. Dinamika yang berlangsung dalam setiap tindakan aksi langsung adalah perengkuhan itu sendiri.
Aksi langsung lebih berupa alat bantu yang dapat diganti kapan saja dan tidaklah mengikat. Itu mengapa dalam berbagai jenis aksi langsung, ikatan bebas dalam sebuah asosiasi setara menjadi salah satu opsi yang dipilih. Pengekangan bentuk, strategi dan metode menurut kerangka organisasional kuno sering membuat aksi langsung tidaklah mendapatkan tempat. Mengujicobakan aksi langsung juga bukan sebuah kesalahan. Menjadi sabar dan berharap perubahan itu dilakukan oleh orang terpilih, menurutku itu yang lebih layak disebut sebagai kesalahan.
0 komentar:
Posting Komentar