Komunike International Conspiracy for Revenge


Introduksi

Terjemahan ini memang terlambat hadir. Meski begitu, kami memandang bahwa tetaplah penting menghadirkan teks ini karena merupakan dokumentasi atas dua komunike yang mengklaim serangan terhadap dua mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) milik bank BCA (Bank Central Asia) di Makassar dan Manado. Kedua serangan ini terjadi hanya dalam rentang beberapa minggu dan mengincar target spesifik yaitu properti bank BCA. Namun serangan ketiga yang terjadi di Bandung dengan menghancurkan ATM bank BNI (Bank Nasional Indonesia) menunjukkan keluasan target serangan yang diusung oleh grup gerilya kota yang menyebut diri International Conspiracy for Revenge.


Melalui komunike-komunike mereka, dapat terlihat dengan jelas kampanye dan solidaritas terhadap berbagai kasus represif yang terjadi di beberapa tempat. Semisal masyarakat Kulon Progo yang mesti berhadapan dengan PT Jogja Magasa Iron (PT JMI) yang salah satu pucuk pimpinannya adalah putri Sultan sendiri. Ada juga soal kasus penolakan masyarakat Wera di Bima Nusa Tenggara Barat yang mesti berhadapan dengan mega proyek pertambangan dari PT Indo Mining. Solidaritas juga mereka sampaikan melalui api yang menyala kepada masyarakat di Pandang Raya di Makassar yang terus bertahan menghadapi penggusuran demi kelancaran investasi. Kasus perampasan tanah oleh PTPN II terhadap petani di Persil IV - Sumatera Utara dan PTPN 14 terhadap petani di Takalar - Sulawesi Selatan

Kehadiran International Conspiracy for Revenge, pernyataan bergabungnya mereka dengan Front Revolusioner Internasional dan jenis tindakan kampanye yang mereka lakukan dengan memilih menghancurkan serta membakar properti, tidaklah bisa dihakimi begitu saja dalam dikotomi benar dan salah. Pilihan untuk mulai mempublikasikan teks-teks mereka juga adalah sebagai upaya menawarkan alternatif lain di tengah kegersangan hidup yang sedang kita jalani.


Komunike International Conspiracy for Revenge


Komunike pertama di bawah ini, ditemukan di sekitar ATM BCA yang hancur di depan kampus Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar pada Jumat 25 Maret 2011.

NEGARA, INSTITUSI MILTIER dan POLISI serta PEMODAL adalah TERORIS SEBENARNYA
 
PT Indomining (Bima) telah melakukan represi brutal terhadap masyarakat lokal, Jogja Mangasa Internasional ingin mengenyahkan 30 ribu petani Kulon Progo. Petani Takalar terancam dirampas lahannya. Dan semua ini dilakukan secara brutal, termasuk penembakan, teror, pelecehan seksual serta berbagai penindasan yang tak pernah kita dengar dari media massa.


Tak heran bahwa perusahaan-pemodal-birokrat ini tak peduli apapun selain hanya menebalkan kantong mereka !. Semua tulisan di atas ditulis dengan huruf kapital yang berukuran besar.


Penyerangan kami terhadap ATM (bank) merupakan target penting dikarenakan bank senantiasa terlibat dalam pendanaan ekstraksi sumber daya alam serta penindasan masyarakatnya atas nama kapital!. Kami tidak berniat untuk melukai siapapun, perusakkan terhadap benda bukanlah kekerasan! Tiada ampun bagi penindas! Tiada ampun bagi negara dan Kapitalisme! 

* * *

Komunike yang kedua, ditemukan di sekitar ATM BCA yang terbakar di Tanjung Batu, Manado pada Kamis 4 April 2011.

Serangan ini adalah balas dendam untuk semua yang dilakukan oleh NEGARA dan KAPITAL di BIMA, TAKALAR & PANDANG RAYA (Makassar), KULON PROGO (Jogja), PERSIL IV (Medan), BUYAT, PAPUA dan banyak tempat yang lain.

Kami telah muak dan bosan dengan berbagai cara standar yang membuat suara kami tidak terdengar. Sekarang, dengan menyerang balik kami memastikan bahwa suara kami terdengar, bahkan jauh lebih keras.

Dan hal ini belum berakhir.

Kami akan membakar dan menghancurkan lebih banyak properti mereka yang menghancurkan hidup dan semua keindahannya.

Kami akan bertindak lebih jauh dan dengan lebih kuat untuk membalas semua tindakan mereka yang mencuri dan memenjarakan kesenangan hidup dan hasrat-hasratnya.

Sudah cukup dimengerti bahwa adalah tidak cukup dengan tetap diam membiarkan semua dimediasi oleh spesialis-spesialis. Hal itu sama persis dengan para aktifis mahasiswa dan partai-partai politik yang terus menipu kita dengan janji kosong mereka.

Tidak ada lagi alasan untuk tetap pasif dan tidak menyerang balik. Ini adalah PERANG.

Perang yang kami tujukan kepada semua kekuatan represif: semua birokrat, polisi dan institusi militer, pengadilan, jaksa dan pengacara dan media massa.

Perang kepada semua yang tidak mau mengangkat senjata dan merebut kembali hidup mereka. Karena besok akan terlalu terlambat. Sekarang atau tidak sama sekali.
* * *

Terjemahan dikerjakan oleh Reuben Augusto. Teks asli dalam bahasa Inggris dapat ditemukan di sini.

0 komentar:

Posting Komentar