Konfrontasi Warga dengan MEDCO: Kronologi

Sebuah kerusuhan terjadi di Tiaka yang diakibatkan kekecewaan rakyat pada PT Pertamina dan PT Medco E&P Tomori terkait janji perusahaan untuk menyediakan fasilitas listrik dan fasilitas umum lainnya.

Minggu petang (21/8), masyarakat mendatangi lokasi perkantoran dan pengeboran minyak milik konsorsium (Joint Operating Body-JOB) PT Pertamina dan PT. Medco E&P Tomori di Pulau Tiaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Kedatangan warga dimaksudkan untuk berdialog dengan pimpinan perusahaan perihal realisasi janji mereka kepada masyarakat. Namun, pihak perusahaan beralasan bahwa pimpinan perusahaan sedang berada di Jakarta.

Pada hari Senin (22/8), warga kembali mendatangi lokasi perusahaan. Namun tidak memperoleh kepastian dari pihak perusahaan perihal pemenuhan janji mereka kepada masyarakat, hingga akhirnya terjadi bentrokan. 

Saat ini, lima orang warga yang menjadi korban penembakan polisi di Pulau Tiaka berada dalam kondisi kritis dan kini sedang dalam perjalanan menuju Palu untuk memperoleh perawatan lebih memadai. 

Seorang mahasiswa, Andri Sondeng (21 tahun) dan satu anggota masyarakat juga diketahui ditembak oleh polisi dan security PT MEDCO di dalam perahu, Perairan Luwuk sepulang aksi. 15 orang lainnya dilaporkan hilang di tengah laut dan 19 orang warga lainnya ditangkap dalam peristiwa tersebut yang selanjutnya dibawa ke Palu untuk kepentingan penyidikan.

* * * * *

Kami sungguh tak mempunyai informasi yang cukup mengenai peristiwa ini. Informasi kronologis di atas juga kami dapatkan dari media massa mainstream yang selalu kami ragukan.

Namun terlepas dari itu semua, kami sangat paham bahwa tentu saja NEGARA dan KORPORASI adalah pihak yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Tidak bisa tidak, karena memang semenjak awal, mereka adalah sumber dari semua penindasan dan kegersangan hidup hari ini.

Setiap pihak bisa saja memberikan cap bahwa kami tak imbang, dogmatis atau juga bahkan sektarian. Namun sikap ini tidak akan pernah mengendur. Bahwa benih kemarahan dan permusuhan tetap akan menyala di hadapan para penguasa dan pemilik modal. Kami juga tidak akan mendeskripsikan bahwa persoalan ini di timbangan benar dan salah. Semua hal terkait pemberontakan telah melampaui standarisasi itu.

Itu mengapa, dengan segenap hati. Dengan segala kerendahan jiwa. Solidaritas kami alamatkan kepada semua insurgen hidup di Tiaka, Sulawesi Tengah. Juga salam hangat kepada keluarga korban tindakan represif militer.

Semuanya kini semakin jelas. Tak ada alasan untuk tidak menunjukkan kepada mereka, bahwa kita sedang terluka. Saat ini tidak ada kesempatan untuk menunggu dan berdiam diri. Lalu membiarkan semuanya termediasi oleh setiap perangkat yang sejatinya hanya perangkap.

Salam,

0 komentar:

Posting Komentar