Tanpa Tuan


"Neither God nor Master."
Graffiti Paris May 68 

"Alam tidak menciptakan budak ataupun majikan."
Graffiti Paris May 68
 
"Kita akan memiliki tuan yg baik sesegera setelah setiap orang memiliki hidup mereka sendiri."
Graffiti Paris May 68

Jika anda menyukai sekolah, maka anda akan mencintai kerja. Kejam, penyalahgunaan kekuasaan yang tidak masuk akal, otoritas guru dan kepala sekolah yang menguasai anda, intimidasi dan ejekan teman sekelas anda tidak berakhir di kelulusan. Halhal seperti itu hadir di dunia orang dewasa, kurang lebih seperti itu. Jika anda berpikir bahwa anda tidak memiliki kebebasan sebelumnya, tunggulah sampai adanya perubahan/pergantian pemimpin, manajer, pemilik, tuan tanah, kreditur, kolektor pajak, dewandewan kota, papan draft, pengadilan hukum, dan polisi. Ketika anda keluar dari sekolah, anda mungkin luput dari yuridikasi beberapa pihak berwenang, namun anda memasuki kontrol yang mempunyai dominasi lebih besar. Apakah anda menikmati dikendalikan oleh orang lain yang tidak mengerti atau tidak peduli dengan keinginan dan kebutuhan anda? Apakah anda mendapatkan sesuatu dengan mematuhi instruksi dari majikan, pembatasan dari tuan tanah, hukum dari hakim, orang yang mempunyai kekuasaan atas sesuatu yang tidak akan pernah anda berikan dengan sukarela?

Bagaimana mungkin mereka mendapatkan semua kekuatan ini? Jawabannya adalah hirarki.

Hirarki merupakan sistem nilai, dimana nilai anda diukur dengan seberapa banyak jumlah orang dan halhal yang anda kontrol, dan seberapa baik anda menuruti orangorang di atas anda. Bobot yang diberikan ke bawah melalui struktur kekuasaan: setiap orang dipaksa untuk menerima dan mematuhi sistem ini oleh orang lain. Anda takut untuk tidak mematuhi orang di atas anda karena mereka dapat memanfaatkan kekuatan dan kekuasaannya atas semua orang dan segala sesuatu di bawah kewenangannya untuk melawan anda. Anda takut untuk menyerahkan kekuasaan anda atas mereka karena mereka bisa berbalik menggunakannya untuk berada di atas anda. Dalam sistem hirarki, kita semua begitu sibuk berusaha untuk melindungi diri dari yang lain, bahwa kita tidak pernah memiliki kesempatan untuk berhenti, dan berpikir bahwa ini adalah cara terbaik untuk mengatur masyarakat kita. Jika kita bisa memikirkan hal ini, kita mungkin setuju bahwa hal tersebut tidak berjalan; karena kita semua tahu bahwa kebahagiaan berasal dari kontrol atas kehidupan kita sendiri, bukan hidup orang lain. Dan selama kita sedang sibuk bersaing untuk mendapatkan kontrol atas orang lain, kita akan menjadi korban dari kontrol diri kita sendiri. Bahkan mereka yang berada di bagian paling atas tetap dikendalikan oleh posisi mereka: harus bekerja sepanjang waktu untuk mempertahankannya. Satu kesalahan, maka mereka akan berakhir di bagian paling bawah.

Sistem hirarkis inilah yang mengajarkan kepada kita dari masa kanakkanak untuk menerima kuasa dari setiap tokoh otoritas, terlepas dari apakah itu kepentingan utama kita atau tidak. Kita belajar untuk membungkuk secara naluriah sebelum ada yang mengaku lebih penting dari kita. Hirarki ini yang membuat homophobia umum diantara orangorang miskin di Amerika Serikat --mereka putus asa untuk merasa lebih berharga, lebih penting dari siapapun. Hirarki ini bekerja ketika dua ratus anak hardcore pergi ke klub rock (kesalahan, tapi itu topik untuk artikel lain) untuk melihat sebuah band, dan untuk beberapa alasan bodoh, pemilik klub tidak akan membiarkan mereka tampil: ada dua ratus enam orang di klub, dua ratus lima diantaranya ingin band tersebut bermain, tetapi mereka semua menerima keputusan dari pemilik klub hanya karena lebih tua dan memiliki tempat itu (memiliki uang lebih, dan dengan demikian memiliki pengaruh hukum yang lebih). Nilainilai hirarkis inilah yang bertanggung jawab atas rasisme (“orang kulit putih lebih baik daripada orang kulit hitam”), klasisme (“orang kaya lebih baik daripada orang miskin”), seksisme (“pria lebih baik daripada perempuan”), dan seribu prasangka lain yang tertanam dalam masyarakat kita. Hirarki membuat orang kaya melihat orang miskin seolah-olah mereka bukan manusia, begitu pun sebaliknya. Menciptakan jurang antara majikan dan karyawan, manajer dan pekerja, guru dan siswa, membuat orangorang memerangi satu sama lain daripada bekerja sama dan saling membantu satu sama lain; pemisahan seperti ini, membuat mereka tidak dapat memperoleh manfaat dari keahlian dan ideide dan kemampuan mereka, membuat mereka harus hidup dalam iri hati dan ketakutan. Hirarki bekerja ketika bos anda menghina anda atau memaksakan pelecehan seksual terhadap anda dan anda tidak bisa berbuat apaapa, seperti polisi yang memamerkan kekuasaannya terhadap anda. Untuk kekuasaan yang membuat orang menjadi kejam dan tidak berperasaan, dan kepatuhan yang membuat orang menjadi pengecut dan bodoh: dan kebanyakan orangorang dalam sistem hirarki berpartisipasi dalam keduanya. Nilainilai hirarkis bertanggung jawab atas kehancuran alam dan eksploitasi binatang: yang dipimpin oleh Kapitalis Barat, spesies kita mencari kontrol terhadap apapun yang bisa kita dapatkan, berapapun biayanya. Dan nilainilai hirarkis juga yang mengirimkan kita pada peperangan, berjuang untuk menguasai satu sama lain, menciptakan senjata ampuh sampai akhirnya seluruh dunia berada di ambang penghancuran nuklir.

Tapi apa yang bisa kita lakukan? Bukankah itu semua adalah cara bekerja dunia saat ini? Atau ada cara lain agar orangorang bisa berinteraksi, nilainilai lain yang kita bisa hidup dengannya?


Hirarki … dan Anarki
Menghidupkan kembali anarkisme sebagai pendekatan pribadi untuk kehidupan
Berhentilah berpikir bahwa anarkisme hanyalah “tatanan dunia” yang lain, sekedar sistem sosial. Dari tempat kita semua berdiri, di dalam dunia yang sangat didominasi dan dikontrol, mustahil untuk membayangkan hidup tanpa otoritas, tanpa hukum atau pemerintahan. Tidak heran jika anarkisme biasanya tidak ditanggapi secara serius sebagai sebuah program politik atau sosial berskala besar: tidak ada yang bisa membayangkan hal itu akan menjadi seperti apa, apalagi cara mencapainya -bahkan kaum anarkis sendiri.

Sebaliknya, pikirkan anarkisme sebagai orientasi individu untuk diri sendiri dan orang lain, sebagai pendekatan pribadi untuk kehidupan. Bukanlah sesuatu yang mustahil untuk membayangkannya. Pikirkan istilah ini, apa itu anarkisme? Ini akan menjadi keputusan berpikir untuk diri sendiri daripada mengikuti secara membabi buta. Ini akan menjadi penolakan terhadap hirarki, penolakan untuk menerima otoritas “pemberian tuhan” dari setiap negara, hukum, atau kekuatan lain di luar otoritas yang anda memiliki atas diri anda sendiri. Ini akan menjadi ketidak-percayaan naluriah mereka yang mengaku memiliki semacam peringkat atau status di atas yang lain di sekitar mereka, dan keengganan untuk mengklaim status tersebut untuk diri sendiri. Itu akan menjadi penolakan untuk menempatkan tanggung jawab terhadap diri sendiri di tangan orang lain: ia akan menuntut bahwa masingmasing dari kita dapat memilih takdir kita sendiri.
Menurut definisi ini, ada begitu banyak anarkis, meskipun sebagian besar tidak akan menyebut diri mereka sebagai anarkis. Bagi kebanyakan orang, ketika berpikir tentang hal itu (anarkisme), mereka ingin memiliki hak untuk hidup di dalam kehidupan mereka sendiri, untuk berpikir dan bertindak seperti yang mereka mau. Kebanyakan orang lebih percaya diri mereka sendiri untuk mencari tahu apa yang harus mereka lakukan daripada percaya terhadap otoritas yang mendikte mereka. Hampir semua orang menjadi frustasi ketika mereka melawan kekuasaan impersonal yang tak berwajah.

Anda tidak ingin berada pada belas kasihan pemerintah, birokrasi, polisi, atau kekuatan di luar diri anda, bukan? Tentunya anda tidak membiarkan mereka mendikte seluruh hidup anda. Bukankah anda melakukan hal yang anda inginkan, yang anda percayai, setidaknya setiap anda mendapatkan kesempatan itu? Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita semua adalah anarkis. Setiap kali kita membuat keputusan untuk diri kita sendiri, setiap kali kita mengambil tanggung jawab atas tindakan kita sendiri daripada menangguhkannya untuk beberapa kekuatan yang lebih tinggi, kita mempraktekkan anarkisme. Jadi jika kita semua anarkis secara alamiah, mengapa kita selalu menerima dominasi orang lain, bahkan menciptakan kekuatan untuk memerintah? Bukankah anda lebih suka mencari cara untuk hidup berdampingan dengan sesama manusia, daripada bergantung pada beberapa aturan dari luar? Ingat, sistem yang mereka terima adalah salah satu hal yang anda harus hidup di bawahnya: jika anda menginginkan kebebasan anda, maka anda harus peduli apakah orang di sekitar anda menuntut kendali atas hidup mereka atau tidak.

Apakah kita benarbenar membutuhkan majikan/tuan untuk memerintah dan mengendalikan kita? Di Barat, selama ribuan tahun, kami telah menjual kekuasaan negara terpusat dan hirarki secara umum pada premis yang kita lakukan. Kami semua sudah diajarkan bahwa tanpa polisi, kami semua akan membunuh satu sama lain; bahwa tanpa bos, tidak ada pekerjaan yang akan selesai; bahwa tanpa pemerintah, peradaban itu sendiri akan hancur. Benarkah semua itu? Tentu saja, benar jika saat ini akan sedikit pekerjaan yang bisa diselesaikan jika bos tidak mengawasi, akan terjadi kekacauan jika pemerintah jatuh, dan kekerasan kadangkadang terjadi jika polisi tidak ada. Tetapi apakah ini benarbenar indikasi bahwa tidak ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk mengatur masyarakat? Bukankah kemungkinan bahwa pekerja tidak akan menyelesaikan pekerjaannya kecuali mereka berada di bawah observasi karena mereka difungsikan untuk tidak melakukan apapun tanpa desakan --lebih dari itu, karena mereka benci diperiksa, diperintah, direndahkan oleh manajer mereka, dan tidak ingin melakukan apapun untuk mereka? Mungkin jika mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, bukannya dibayar untuk menerima perintah, bekerja untuk tujuan yang tidak dikatakan oleh bos dan yang tidak menarik bagi bos, mereka akan lebih proaktif. Bukan untuk mengatakan bahwa semua orang siap atau mampu untuk melakukan hal seperti itu hari ini; tapi kemalasan kita adalah sesuatu yang dikondisikan bukannya alamiah, dan di lingkungan yang berbeda, kita mungkin menemukan bahwa orang tidak perlu bos untuk menyelesaikan sesuatu. Dan untuk polisi yang diperlukan untuk menjaga perdamaian: kita tidak akan membahas bagaiamana peran “penegak hukum” mengambil aspek yang paling brutal, dan bagaimana kebrutalan polisi tidak memberikan kontribusi bagi perdamaian. Bagaimana dampak terhadap penduduk sipil yang tinggal di sebuah negara yang dilindungi polisi? Setelah polisi tidak lagi menjadi perwujudan langsung dari keinginan masyarakat yang mereka layani (dan hal itu terjadi dengan cepat, setiap kali polisi didirikan: mereka menjadi suatu kekuatan eksternal untuk seluruh masyarakat, sebuah otoritas eksternal), mereka dipaksa untuk bertindak dengan kekerasan terhadap masyarakat. Kekerasan tidak hanya terbatas pada kerugian fisik: hubungan yang dibangun dengan paksaan, seperti antara warga sipil dan polisi, adalah suatu hubungan kekerasan. Ketika anda ditindak dengan kekerasan, anda akan belajar untuk membalasnya dengan kekerasan. Bukankah ancaman implisit dari polisi di setiap sudut jalan --orangorang berseragam dimana-mana, perwakilan kekuasaan impersonal negara-- berkontribusi menciptakan ketegangan dan kekerasan? Jika itu sepertinya tidak mungkin bagi anda, dan anda adalah orang dari golongan kelas menengah dan/atau ras kulit putih, tanyakan kepada orangorang miskin kulit hitam dan Hispanik bagaimana perasaannya atas kehadiran polisi. Ketika standar bentuk interaksi manusia berputar di sekitar kekuasaan hirarkis, ketika hubungan manusia lebih sering memberi dan menerima perintah (di tempat kerja, di sekolah, dalam keluarga, dalam pengadilan hukum), bagaimana kita bisa mengharapkan tidak memiliki kekerasan dalam sistem kita? Orangorang cenderung menggunakan kekerasan terhadap satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari mereka, kekuatan kekuasaan otoriter; tentu saja, penggunaan kekuatan fisik tidak bisa jauh dari sistem tersebut. Mungkin kalau kita lebih terbiasa memperlakukan satu sama lain secara sama/setara, untuk menciptakan hubungan berdasarkan kepedulian yang setara untuk kebutuhan satu sama lain, kita tidak akan melihat banyak orang melakukan kekerasan fisik terhadap satu sama lain. Dan bagaimana dengan kontrol dari pemerintah? Tanpa itu, akankah masyarakat kita akan rusak? Tentu saja, tanpa pemerintahan banyak halhal yang akan menjadi berbeda dengan sekarang --tetapi apakah itu merupakan suatu hal yang buruk? Apakah masyarakat modern saat ini benarbenar yang terbaik dari semua kemungkinan yang ada? Apakah layak untuk memberikan begitu banyak kontrol atas hidup kita kepada penguasa, karena kita takut untuk mencoba sesuatu yang berbeda? Selain itu, kita tidak bisa mengklaim bahwa kita perlu kontrol pemerintah untuk mencegah pertumpahan darah massal, karena pemerintahlah yang telah melakukan pembantaian secara besarbesar-an: dalam peperangan, holocaust, dalam perbudakan di pusat yang terorganisir, dan pemusnahan dari seluruh masyarakat dan budaya. Dan mungkin bahwa ketika pemerintahan itu jatuh, banyak orang kehilangan nyawa mereka dalam kekacauan dan perkelahian jarak dekat. Tetapi perkelahian seperti ini hampir selalu terjadi antara kelompokkelompok hirarkis yang haus kekuasaan, di samping calon gubernur dan penguasa. Jika kita menolak hirarki, dan menolak untuk melayani kekuasaan di luar diri kita, tidak akan ada perang besarbesar-an atau holocaust. Itu akan menjadi tanggung jawab dari kita semua untuk memelihara kesetaraan, secara kolektif menolak untuk mengakui kekuasaan apapun, dan untuk tidak bersumpah kepada apapun kecuali diri kita sendiri dan sesama manusia. Jika kita semua melakukannya, kita tidak akan pernah melihat perang dunia lagi.

Tentu saja, bahkan jika dunia akhirnya berdiri tanpa hirarki, kita seharusnya tidak memiliki ilusi bahwa setiap dari kita akan hidup untuk melihatnya direalisasikan. Itu seharusnya tidak menjadi perhatian kita: karena tidak bijaksana untuk mengatur hidup anda yang berputar di sekitar sesuatu yang tidak akan pernah anda alami. Kita harus mengenali pola kepatuhan dan dominasi dalam kehidupan kita sendiri, dan, untuk kemampuan terbaik kita, membebaskan diri dari mereka. Kita harus meletakkan ide anarkis (tidak ada majikan, tidak ada budak) ke dalam kehidupan sehari-hari kita. Setiap saat kita harus mengingat untuk tidak menerima otoritas kekuasaan, setiap salah satu dari kita dapat melarikan diri dari dominasi sistem untuk sementara waktu (melakukan sesuatu yang dilarang oleh guru atau bos, dll), yang merupakan kemenangan bagi setiap individu dan pukulan terhadap hirarki.

Apakah anda masih percaya bahwa mustahil untuk menciptakan masyarakat yang bebas dari hirarki? Ada banyak contoh sepanjang sejarah manusia: orangorang Bushmen dari Gurun Kalahari masih hidup bersama tanpa otoritas, tidak pernah memaksa atau memerintah satu sama lain, tetapi bekerja sama dan saling memberikan kebebasan dan otonomi. Tentu, mereka telah dihancurkan oleh kita yang lebih suka berperang --tetapi itu bukan berarti bahwa masyarakat egaliter tidak akan ada. William Burroughs menulis tentang bajak laut anarkis seratus tahun yang lalu.

Jika anda membutuhkan contoh yang lebih dekat dengan kehidupan harian anda, ingatlah saat anda berkumpul dengan temanteman anda untuk bersantai di hari Jumat malam. Ada yang membawa makanan, ada yang membawa hiburan, saling berbagi, dan tidak ada yang merasa berhutang apapun kepada siapapun. Anda melakukannya dalam kelompok dan menikmatinya; melakukan banyak hal, tapi tidak ada seorang pun yang dipaksa untuk melakukannya, dan tidak ada yang menjadi bos atau pimpinan. Kita memiliki saatsaat interaksi non-kapitalis, non-koersif, non-hirarkis dalam hidup kita, dan ini adalah saatsaat dimana kita menikmati perkumpulan kita, ketika kita mendapatkan yang terbaik dari orang lain; tapi entah mengapa kita tidak menuntut masyarakat kita untuk bekerja dengan cara seperti ini, seperti persahabatan dan urusan cinta kita. Tentu saja, ini adalah tujuan yang mulia, tetapi mari kita meraih tujuan yang lebih tinggi, jangan pernah puas dengan sesuatu yang kurang dalam hidup kita! Masingmasing dari kita hanya mendapat sedikit waktu di planet ini untuk menikmati hidup; mari kita mencoba untuk bekerja sama dalam melakukannya, daripada berkelahi satu sama lain hanya untuk mendapatkan hadiah yang menyedihkan seperti status dan kekuasaan.

“Anarkisme” adalah ide yang revolusioner bahwa tidak ada yang bisa memutuskan dan menentukan hidup anda kecuali anda sendiri.

--Ini berarti mencoba untuk mencari tahu bagaimana bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan pribadi kita, bagaimana bekerja sama dengan yang lain daripada melawan satu sama lain. Dan ketika hal ini tidak mungkin terjadi, ini berarti anda lebih memilih perselisihan dengan kepatuhan dan dominasi satu sama lain.

--Ini berarti tidak menghargai setiap sistem atau ideologi yang dimaksudkan untuk melayani orangorang tertentu, kurang menghargai teoritis di atas halhal nyata di dunia ini. Artinya menghargai manusia (dan hewan, dll), berjuang untuk diri sendiri dan untuk satu sama lain, bukan karena “tanggung jawab”, bukan karena “maksud” tertentu atau konsep yang tidak berwujud lainnya.

--Ini berarti tidak memaksakan keinginan anda ke sebuah tatanan hirarkis, tetapi menerima dan merangkul mereka semua, menerima diri sendiri. Ini berarti tidak memaksakan diri untuk mematuhi hukum eksternal, tidak mencoba untuk membatasi emosi anda ke dalam halhal yang dapat diprediksi, tidak mendorong naluri dan keinginan anda ke dalam kotak: karena tidak ada tempat yang cukup besar untuk menampung semua jiwa manusia.

--Ini berarti menolak untuk memberikan tanggung jawab kebahagiaan hidup anda kepada orang lain, orang tua, kekasih, pengusaha, atau masyarakat itu sendiri. Ini berarti meletakkan pencarian makna dan kebahagiaan hidup di atas bahu anda sendiri.

Apalagi yang harus dikejar dalam hidup kalau bukan kebahagiaan? Jika ada sesuatu yang tidak berharga tapi kita menemukan makna dan kebahagiaan di dalamnya, apa yang bisa membuatnya menjadi penting? Bagaimana mungkin abstraksi seperti “tanggung jawab”, “perintah”, atau “kesponanan” menjadi lebih penting dari kebutuhan yang sebenarnya dari orangorang yang menemukan mereka? Haruskah kita melayani majikan, orang tua, Negara, Tuhan, kapitalisme, moral, sebelum kita melayani diri sendiri? Siapa yang mengajarkan bahwa kita harus melakukannya?

*****
Teks disadur dari artikel CrimethInc yang berjudul No Masters. Artikel ini diterjemahkan oleh Billy, dan dibajak tanpa izin dari blognya.

0 komentar:

Posting Komentar